yandex
Uncategorized

Heoibikuni, Profesi yang Tugasnya Harus Mengakui Kentut Sang Majikan

Dari segudang profesi yang ada di dunia, barangkali pekerjaan sebagai Heoibikuni terkesan sangat aneh dan menjijikkan. Profesi yang sangat populer di zaman Edo (1603-1868) ini yang mempekerjakan seorang wanita yang harus melayani para nona muda dari keluarga bangsawan.

Jika kamu berpikiran bahwa mereka memiliki tugas berupa membuat teh, membersihkan ruangan, dan lainnya adalah hal yang wajar. Nah, untuk Heoibikuni memiliki tugas menutupi kejelekan sang nona, terutama ketika para perempuan dari anak bangsawan tersebut tak sengaja membuang kentut di hadapan publik dan orang-orang penting.

Ya, meski mereka memiliki tugas untuk menemani para putri, mereka pun memiliki tugas agar mengaku bahwa dia yang membuang gas, padahal sebenarnya nona muda lah yang telah membuang gas.

heoibikuni
Heoibikuni memiliki tugas menutupi kejelekan sang nona, terutama ketika para perempuan dari anak bangsawan tersebut tak sengaja membuang kentut di hadapan publik dan orang-orang penting.(Dok. Istimewa)

Meski diragukan bahwa orang-orang akan mempercayai pengakuan tersebut, namun tidak ada seorangpun yang mau terlibat masalah saat membuat sebuah pengakuan, “Saya baru saja buang gas.”

Dengan menjadi orang yang disalahkan, heoibikuni pun telah menyelamatkan harga diri nona muda yang berasal dari kelas atas. Bisa dikatakan bahwa pelayanan seorang heoibikuni akan sangat bermanfaat saat acara perjodohan, sebagaimana orang kebanyakan yang tidak ingin memberikan kesan buruk di awal pertemuan.

Aneh kan? Ternyata para Heoibikuni memang terpaksa mempermalukan diri mereka sendiri demi memenuhi kebutuhan hidup. Namun, yang lebih absurd lagi adalah saat bagaimana mencoloknya perbedaan kedudukan tersebut. Bagaimana seorang bangsawan harus menjaga kehormatan dengan tidak melakukan perbuatan yang sejatinya adalah mekanisme alami tubuh, dan mengorbankan orang lain untuk menanggung apa yang telah ia perbuat. Padahal, bukankah kisah sejarah Jepang kuno penuh dengan kisah heroik yang bertanggung jawab?

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button