yandex
Berita UmumLifestyle

Dampak Psikologis Jika Marahi Anak

Viralnesia Dampak Psikologis Ketika anak melakukan sebuah kesalahan, sebagian ibu tanpa sadar bisa kelepasan dan langsung memarahi anak mereka.

Namun, tahukah Bunda ada dampak buruk marahi anak? Seiring bertambahnya usia anak, ada saja tingkah lakunya yang bisa menguji kesabaran.

Terkadang, wajar bila satu atau dua tingkah bisa membuat emosi Bunda jadi terpancing, apalagi jika Si Kecil tidak bisa dinasihati dengan baik.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa memarahi, meneriaki, atau mungkin mengumpat anak bukanlah solusi yang tepat.

Related Articles

Alih-alih memahami maksud nasihat ibunya, anak malah bisa mengalami trauma psikis yang dapat mengganggu perkembangan mental dan kecerdasannya.

Baca juga : Viral Aksi tipu daya dokter anak 

Dampak Psikologis marahi Anak

Dampak Psikologis Jika Marahi Anak
Dampak Psikologis Jika Marahi Anak

Jika sudah merasa emosi dan ingin marah, Bunda sebaiknya berusaha menahan amarah yang hendak keluar. Berikut ini adalah dampak psikologis yang buruk bisa terjadi pada anak bila ia sering dimarahi:

1. Anak menjadi penakut dan tidak percaya diri

Saat anak melakukan kesalahan, bukan berarti Bunda berhak untuk memarahi dan membentaknya, ya. Ketika Bunda marah, Si Kecil mungkin akan diam. Namun, ia diam karena merasa takut dan terancam.

Hal tersebut bisa menyebabkan Si Kecil menjadi pribadi yang penakut, lho, Bun. Selain itu, terlalu sering dimarahi juga bisa menurunkan rasa percaya diri lantaran Si Kecil merasa apa yang ia lakukan selalu salah di mata Bunda.

2. Perkembangan otak anak terganggu

Bunda mungkin berpikir bahwa memarahi saja tidak akan berefek secara fisik seperti memukul. Namun, tahukah Bunda? Otak anak yang sering dimarahi bisa mengalami hambatan perkembangan hingga ukurannya menjadi lebih kecil dibanding rata-rata. Jadi, terlalu sering memarahi anak benar-benar bisa ber dampak psikologis dan secara fisik.

Bagian otak yang paling terpengaruh adalah bagian yang memproses suara dan bahasa. Hal ini bisa terjadi lantaran otak cenderung lebih mudah memproses informasi dan peristiwa yang negatif dibandingkan yang positif. Dengan kata lain, bagian otak ini menjadi “tumpul” karena lebih sering mencerna informasi yang tidak memicu perkembangan.

Baca Juga : Demi Iphone 11 seorang wanita tega menjual cucu tetangganya 

3 Anak mengalami depresi dan gangguan mental

Memarahi Si Kecil mungkin bisa membuat Bunda merasa didengar atau dihargai. Namun, sebenarnya dengan dimarahi, anak melakukan apa yang diperintahkan kepadanya atas dasar rasa takut, bukan karena menghargai. Ini bisa dikatakan tergolong seperti perilaku bully.

dampak-psikologis-marahi-anak
dampak-psikologis-marahi-anak

Selain rasa takut, anak juga bisa merasa tidak berharga, sedih, kecewa, dan terluka hatinya. Hal ini tentu bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mentalnya. Lama-kelamaan, anak yang sering dimarahi bisa mengalami depresi.

Di kemudian hari, anak bisa saja mencari pelampiasan untuk menuangkan luapan emosi negatifnya dengan merusak dirinya sendiri, misalnya menggunakan obat-obatan terlarang.

4. Menjadi sosok pemarah di kemudian hari

Ditempa dengan amarah secara terus-menerus bisa menyebabkan anak memiliki masalah mental dan perilaku di kemudian hari, misalnya anak bisa menjadi sosok yang lebih agresif. Selain itu, anak juga berpikir bahwa marah atau memaki adalah respons yang normal saat menghadapi masalah.

“Jadi, anak akan meniru hal ini pula, baik pada teman, guru, atau orang di sekitarnya. Bahkan, anak bisa jadi gemar berkelahi atau sering memukul bila sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya. Di masa depan, bukan tidak mungkin ia melakukan ini pada pasangan dan anaknya”. Ujar Psikolog Cassandra di kantor wama88.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button