yandex
Uncategorized

Yuk, Selfie Di Kampung 3 Dimensi (3D) Depok

Di pertengahan tahun ’90-an, kalian pasti pernah mendengar tentang kaca mata tiga dimensi (3d). Fungsi dari kaca mata ini adalah untuk menonton film dengan efek 3d, sehingga para penonton bisa merasakan bahwa film yang ditontonnya seperti sedang terjadi.

Kemudian, pada pertengahan tahun 2000-an, mulai muncul gambar-gambar 3d yang biasanya berada di tempat pameran. Bahkan kini di beberapa wilayah juga menyediakan museum 3d supaya masyarakatnya bisa melakukan foto selfie atau wefie di tempat tersebut.

Bahkan, pada bulan September yang lalu, di kampung Depok, tepatnya di Jalan Danau Tondano Raya, dibuat museum 3d jalanan yang bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Motif dan latar belakang dari dibuatnya gambar animasi 3d ini adalah karena banyaknya kasus geng motor yang membuat image anak muda menjadi buruk. Sehingga anggota Karang Taruna RW 03 membuktikan bahwa anak muda juga bisa memberikan kontribusi yang positif.

Selain itu, tujuan dari dibuatnya gambar 3d tersebut untuk membuat para pengendara motor yang melintasinya berjalan pelan.

Kampung 3 Dimensi (3D) Depok

Usaha yang dilakukan oleh para anak muda di kampung tersebut tidak sia-sia, karena sekarang kampung tersebut ramai dikunjungi masyarakat. Ada masyarakat yang sengaja datang ke sana karena ingin foto selfie, ada yang ingin menghibur anak-anaknya, dan sebagainya.

Menurut Ketua RW 03, Nurwenda, tujuan dari adanya gambar 3d yang dilukis di jalanan ini adalah karena banyak pengendara motor yang sering ngebut. Padahal di lingkungn tersebut banyak anak-anak yang melakukan berbagai macam aktivitas, seperti bermain bersama, dan sebagainya.

Sayangnya, sampai saat ini, pengelolaan dan perawatan gambar-gambar masih belum digarap secara optimal. Sebab, biaya perawatan masih dikelola sendiri oleh Karang Taruna. Sedangkan sumber dananya ya berasal dari sumbangan warga sekitar dan pemuda di wilayah tersebut.

Jika kalian senang dengan gambar 3d, tempat ini cocok untuk dijadikan lokasi tujuan wisata. Untuk waktunya sendiri, yang paling ramai adalah hari Sabtu dan Minggu. Warga di sekitar pun mendukung, bahkan mereka merelakan jalan tersebut ditutup supaya bisa dinikmati oleh masyarakat luas.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button